KUTAI TIMUR-Pemakaian air dirasa normal tiap hari. Digunakan untuk mandi, mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun, mengapa saat pembayaran air tiba-tiba mahal. Tidak seperti biasanya. Berikut penyebab yang kerap membuat tagihan melonjak.
Pertama adalah kebocoran pipa. Kebocoran pipa jaringan air sangat mempengaruhi tingginya tagihan air. Kerusakan ini memang jarang disadari. Melihat letak jaringan pipa yang sulit. Seperti di bawah kolong rumah. Bahkan tertimbun dilantai beton. Sehingga mengurangi tingkat pengawasan.
Kebocoran di pipa, walau hanya rembesan kecil. Jika rembesan itu dikali 24 jam setiap hari pengaliran. Kemudian dikali satu bulan. Maka kebocoran dari rembesan itu akan mempengaruhi jumlah kubikasi pemakaian air. Otomatis menjadi penambah biaya air.
Nah, kerusakan jaringan pipa setelan water meter menjadi tanggung jawab pelanggan. Biaya yang membengkak akibat terbuangnya air lewat kebocoran tersebut dibebankan sepenuhnya ke pelanggan. Sebab kebocoran itu dinilai sebagai kelalaian dari pelanggan.
Menyikapi hal tersebut, calon pelanggan disarankan membuat jaringan pipa yang mudah dipantau. Tidak harus dikolong rumah apalagi ditanam dilantai. Agar saat terjadi kebocoran atau kerusakan. Maka dengan mudah dapat diketahui dan dilakukan perbaikan.
Selanjutnya prilaku pemakaian. Kebiasaan penggunaan air yang boros dinilai menjadi faktor kedua penyumbang mahalnya tagihan. Terutama penggunaan yang dilakukan secara berkala. Seperti menyiram tanaman, mencuci kendaraan, lupa menutup kran hingga terbuangnya air saat pengisian pada bak-bak penampungan.
Kasubag Humas dan Protokol Noor Hadi Syaputra mengatakan aduan pelanggan melalui call center. Dapat diketahui sejumlah permasalah dilapangan. Termasuk keluhan tingginya pembayaran air oleh pelanggan. Dari sekian banyak panggilan masuk. Ternyata keluhan mahalnya bayaran air cukup tinggi. Selain pentayaan seputar cek tagihan, pendaftaran baru dan gangguan penggaliran.
"Tahun 2019 lalu. Laporan air mahal mencapai 49 persen. Saat ditindak lanjuti dilapangan. Ternyata dua factor tersebut menjadi penyebab utama," terang mantan Kepala Unit PDAM Sangatta Selatan beberapa waktu lalu
Hal tersebut juga diakui Kepala Seksi Hubunggan Langganan Sukati, S. kel melalui Pelaksana (Plk) Arif Ahmadi bahwa kebocoran pipa jaringan rumah dan pola pemakaian air oleh pelanggan sangat menentukan biaya air yang akan ditanggung.
“Saat dicek dilapangan sering kami dapati instalasinya bocor. Ada yang pipanya patah. Ada juga yang lepas disambungan karena usia pipa yang sudah lama,” ungkapnya (HumasPDAM)
